Ketika hampir berputus asa, suatu hari
ia melihat pemilik penginapan mengenakan mantel bulu cerpelai yang
sangat mahal sedang duduk-duduk di dekat pintu. Segera ia mendekat
padanya dan mengajaknya mengobrol. Mereka mengobrol ngalor ngidul
sampai suatu saat... pencuri itu menggeram dan melolong seperti
seekor serigala. Pemilik penginapan sangat terkejut, “Apa yang
terjadi denganmu? Kenapa kamu melolong seperti serigala?”
“Maafkan aku karena lolonganku. Aku
akan cerita jujur padamu, tapi bantulah aku untuk memegangi
pakaianku. Aku takut aku akan mencabik-cabik bajuku nanti,” sahut
si pencuri.
“Kenapa sebenarnya?” pemilik
penginapan semakin penasaran.
“Sebenarnya tuan, aku memiliki
penyakit menggeram dan melolong ini. Aku tidak tahu pasti kenapa aku
menderita seperti ini, mungkin semua adalah hukuman untuk
kesalahan-kesalahan yang pernah kuperbuat dahulu, tapi itupun aku tak
tahu pasti,” jawab si pencuri, “yang aku tahu pasti adalah jika
aku melolong ketiga kalinya maka aku akan berubah menjadi seekor
serigala dan merobek-robek bajuku sendiri.”
Tiba-tiba ia melolong lagi untuk kedua
kalinya. Ia melepaskan bajunya dan memegangi ujung mantel si pemilik
penginapan. Ia berkata menghiba, “Tuan, bantulah aku memegang
bajuku ini, karena jika aku melolong sekali lagi aku pasti akan
menjadi serigala! Tolonglah aku tuan!”
Pemilik penginapan amat ketakutan!
Orang ini sudah melolong dua kali, pikirnya. Kali ketiga pasti aku
ikut celaka! Tepat saat itu si pencuri melolong ketiga kalinya lebih
keras daripada sebelumnya. AUUUUUUUUUUU!!!!
Pemilik penginapan gemetar ketakutan,
ia melompat keluar pintu meninggalkan mantelnya yang tersangkut dalam
genggaman si pencuri. Ia lari terbirit-birit sejauh-jauhnya dari
penginapan. Sedangkan si pencuri juga lari ke arah yang lain membawa
mantel mahalnya, dan tidak pernah kembali lagi ke kota itu.
Terjemah bebas dari The Thief and The
Innkeeper, www.aesopfables.com
Pesan : tidak semua berita dan cerita
itu bisa dipercaya.