Ternyata bukan hanya mereka yang bangun
pagi hari itu. Seekor singa yang kelaparan, pergi jauh dari hutan
mendekat ke pemukiman. Singa itu mengendap-endap di balik rerumputan,
merayap menuju lumbung, lalu perlahan-lahan mendekati keledai dari
belakang.
Singa mengambil ancang-ancang untuk
melompat, ia siap menerkam keledai. Tapi tiba-tiba …
Kukuruyuuuuuuk! Ayam jago berkokok keras sekali membuatnya
terkejut bukan kepalang. Bukannya melompat ke depan menerkam keledai,
singa melompat ke belakang terkaget-kaget. Ia lari terbirit-birit
kabur dari lahan pertanian Pak Tani, berlari ke arah hutan.
Keledai sama kagetnya, dan ia lebih
kaget lagi melihat singa lari ketakutan.
“He-hah! He-hah!”
keledai meringkik tertawa, “Singa ini mendengar kokok ayam saja
takut!”
Bangkit keberanian keledai lalu ia
berlari mengejar singa. Ia bermaksud menghajar singa itu kali ini.
“Tunggu kamu singa pengecut! Rasakan
pembalasan kaumku!” begitu teriak si keledai.
Baru saja ia berkata begitu, singa
berlari berbalik arah, melompat, dan segera menerkam si keledai.
Terjemah bebas dari The Ass, the Cock,
and the Lion, www.aesopfables.com
Pesan dari cerita ini : terlalu percaya diri seringkali
menyeret kita pada bahaya.