Halaman

Singa dan Patung Singa

Seorang pengelana dan seekor singa bertemu di tengah jalan. Mereka kebetulan berjalan satu tujuan. Dengan asyik mereka mengobrol sepanjang jalan. Mereka begitu akrab, hingga pada suatu saat mereka berbincang tentang siapa yang lebih kuat, manusia atau singa. Pembicaraan menjadi panas, mereka mulai membanggakan kehebatan bangsa masing masing.
"Tentu saja manusia yang paling hebat!" kata si pengelana. "Manusia memiliki akal, kami yang paling pandai."
"Grrr!" singa menggeram tidak setuju. "Tentu saja singa yang lebih hebat. Kita adu satu lawan satu di arena, tentu kami yang akan unggul dengan mudah."
"Tidak mungkin! Coba kamu ikut aku sekarang!" kata si pengelana. "Aku akan buktikan bahwa aku yang benar."

Mereka lalu berjalan hingga sampai ke sebuah taman. Di tengah taman itu ada sebuah patung manusia perkasa yang sedang membuka mulut singa lebar-lebar dengan kedua tangannya. Dengan bangga pengelana menunjukkan patung itu pada singa.

"Lihat! Itu buktinya kami lebih hebat daripada singa. Patung ini mengabadikan Herkules, si manusia terkuat! Ia mampu merobek mulut singa hanya dengan tangannya."Singa hanya tertawa mendengar perkataan si pengelana. Ia menjawab dengan sinis, "Pantas saja di patung itu singa kalah, soalnya manusia yang membuat patungnya." Lalu ia menambahkan, "Jika kami yang membuat patungnya, tentu manusia yang tergeletak di tanah sedang kami terkam!"  

Terjemah bebas dari : The Lion and the Statue, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : orang cenderung menilai sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri.