Halaman

Pemburu dan Penunggang Kuda

Hari sudah menjelang sore di padang rumput. Pemburu berjalan melenggang di jalan setapak. Ia hendak memeriksa perangkap yang ia pasang pada pagi hari. Di tengah padang rumput, ia berbelok keluar dari jalan setapak. Tak lama ia berjongkok di kaki bukit kecil tempat ia menempatkan perangkapnya. Ia tersenyum senang. Tampak di hadapannya, seekor kelinci terjerat tali. Kelinci itu telah lelah meronta ronta, bahkan ia tampak pasrah ketika pemburu mengikat keempat kakinya.
Pemburu kembali berjalan pulang menyusuri jalan setapak. Ia bersiul-siul riang. Kelinci itu besar dan amat gemuk, keluarganya pasti akan senang mendapati satu pinggan besar panggang kelinci di meja makan saat malam nanti.  Ia hampir tiba di tepi padang ketika berpapasan dengan seorang penunggang kuda yang gagah.
"Selamat sore, Pak Pemburu!" kata penunggang kuda. "Kelinci yang kau tangkap itu sangat gemuk. Sudah lama sekali aku ingin menikmati daging kelinci. Maukah kau jual kelinci itu padaku?"
"Selamat sore, Tuan Penunggang Kuda!" jawab si pemburu. "Maafkan hamba, tuan. Kelinci ini untuk makan malam keluargaku. Jika aku jual kelinci ini aku tak punya apapun untuk dimakan."

 Penunggang kuda itu tertawa, "Ah! Akan aku berikan kamu cukup banyak uang untuk kau belikan lima ekor ayam yang gemuk. Cukup untuk kamu makan bersama keluargamu untuk satu minggu. Bagaimana?"
Pemburu itu setuju. Ia memberikan kelincinya kepada penunggang kuda lalu menadahkan tangannya menanti uang pembelian kelinci. Bukannya uang yang di dapat, yang ia terima adalah taburan debu di mukanya ketika kuda penunggang itu berlari kencang ke padang rumput. Penunggang kuda itu kabur membawa kelincinya pergi!
Pemburu itu terkejut bukan kepalang. Tapi ia segera lari mengejar penunggang itu. Ketika ia sudah mendekati si penunggang, kudanya segera berlari lebih cepat. Sekali lagi pemburu itu mempercepat larinya, dan ketika ia sudah yakin akan berhasil menyusulnya, kuda penunggang itu lari lebih cepat lagi. Hingga akhirnya pemburu itu menyerah, penunggang kuda itu tidak mungkin ia tangkap. Pemburu itu berhenti dan berdiri berkacak pinggang.
"Baik!" teriak pemburu itu kepada si penunggang kuda yang semakin jauh meninggalkannya. "Ambil saja kelinci itu! Kelinci itu tidak jadi aku jual padamu! Aku berikan saja sebagai hadiah!"
Ia berbalik, berjalan pulang ke rumahnya. Ia sudah ditipu, tapi hatinya sekarang sudah tidak terlalu merasa kesal. 
    
Terjemah bebas dari : The Hunter and The Horseman, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : jika kita mendapatkan kemalangan, lebih baik jika kita menerima dengan lapang dada dan melakukan kebaikan dengannya. Alangkah jeleknya jika kita mengalami kemalangan dan menerimanya dengan berbuat buruk.