Halaman

Nyamuk dan Singa

Seekor nyamuk muda terbang ke dalam gua di tengah hutan belantara. Dia tahu di dalam gua itu tinggal singa, si raja hutan. Semua binatang di hutan, gunung, dan padang rumput takut padanya, tapi nyamuk itu sangat percaya diri. Tak sedikit pun ia gemetar mendengar cerita kebuasan singa.
Singa sedang tertidur pulas di ceruk dalam gua. Gua itu gelap, lembab, dan penuh dengan tulang binatang berserakan. Nyamuk segera terbang menghampiri. Dia sengaja berputar-putar di telinga singa, terbang mendengung.
Singa terbangun dari tidurnya, membuka mata lebar-lebar, menggeram jengkel. Ia sangat terganggu dengan suara bising si nyamuk. Ia mengaum dahsyat hingga dinding gua bergetar karenanya. "Siapa yang berani mengganggu tidurku!"
Si nyamuk terbang di depan singa, lalu ia berkata,"Aku!" Singa menatapnya dengan jengkel. Nyamuk itu lantas berseru menantang, "Aku tidak takut padamu! Kamu tidak lebih kuat daripada aku. Apa sih kekuatanmu? Lihat caramu bertarung. Kamu menggaruk dengan kukumu dan menggigit dengan gigimu, persis seperti perempuan yang sedang berkelahi." Nyamuk terbang berputar-putar di hadapan tatapan singa.
"Aku ulangi sekali lagi. Aku lebih kuat daripada kamu. Kalau kamu tidak percaya, mari kita buktikan!"
Singa marah bukan kepalang. Matanya merah, kukunya yang besar dan runcing muncul dari telapaknya. Si nyamuk sudah bersiap. Ia menyengat hidung singa, lalu berpindah-pindah ke bagian muka lainnya yang tak tertutup bulu.
Singa yang sudah gelap mata, memukul keras sekali ke arah hidungnya tempat si nyamuk tadi berada. Lalu ia memukul lagi membabi buta ke semua tempat si nyamuk hinggap. Tidak lama muka singa babak belur oleh pukulan cakarnya sendiri. Matanya lebam dan kepalanya pusing bukan kepalang. Ia ambruk tak mampu berdiri. Nyamuk terbang berputar di atas tubuh singa. Ia mendengung senang. Gembira dengan kemenangannya. Kemenangan yang harus diberitakan ke semua binatang hutan terutama keluarga besar nyamuk. Cepat ia melesat terbang ke pintu gua. Tapi apa yang terjadi... ia tidak menyadari ada jaring yang membentang di hadapannya di atas pintu gua. Ia terbang tepat ke tengah jerat laba-laba. Sekuat apa pun ia meronta, ia tidak bisa lepas.
"Celaka aku! Aku yang bisa mengalahkan si raja hutan harus berakhir begini, terjerat oleh jaring lembut laba-laba." Ia menangis menyesali nasibnya.      
  
Terjemah bebas dari : The Gnat and the Lion, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : jika kita lebih unggul dari yang lain jangan dibutakan oleh kesombongan, bukan tidak mungkin masih ada yang lebih unggul dari kita.