Halaman

Keledai dan Anjing Kesayangan

Pak Tani punya seekor keledai dan seekor anjing piaraan, anjing kecil yang cantik. Keledai itu tinggal di dalam kandang, selalu terisi penuh dengan jerami dan banyak gandum untuk dimakan. Sedangkan anjing itu tinggal bersama Pak Tani di rumahnya.
Anjing itu pintar, ia punya banyak trik untuk menyenangkan hati tuannya. Anjing itu sangat disayangi Pak Tani dan menjadi binatang kesayangannya. Pak Tani senang memeluknya dan setiap kali ia pergi makan di luar, ia selalu membawa pulang sedikit makanan untuk anjingnya di rumah.
Si keledai setiap hari harus memutar penggilingan jagung, mengangkut kayu bakar dari hutan, dan mengangkat beban di ladang. Dia mengeluhkan hidupnya yang harus bekerja keras, sedangkan si anjing piaraan itu hidup bermewah-mewahan dan tinggal diam sepanjang hari.


Suatu hari tali kekang keledai lepas dari tambatan. Ia berlari pergi ke rumah Pak Tani. Kakinya menendang-nendang dan pantatnya bergoyang goyang riang. Kemudian ia bermaksud meniru kelakuan si anjing, dengan melompat ke pangkuan Pak Tani, tapi akibatnya ia menghancurkan meja dan memecahkan semua piring hingga hancur menjadi debu. Lalu ia mencoba menjilat muka Pak Tani dan melompat ke belakang punggungnya, persis seperti kelakuan si anjing.
Pembantu Pak Tani mendengar semua keributan itu, lalu berusaha membebaskannya dari kelakuan si keledai. Dengan cepat ia menghalau keledai itu dengan pukulan tongkat dan mengikatnya dengan belenggu.
Keledai itu kembali ke kandang dengan babak belur, ia merintih kesakitan sambil bicara, "Semua ini salahku sendiri. Kalau saja aku bekerja seperti biasa dengan kawan-kawanku di sini, dan tidak mencoba meniru anjing itu yang hanya tinggal diam sepanjang hari!"   

Terjemah bebas dari : The Ass and the Lapdog, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : merasa cukup dengan yang kita punya lebih baik daripada menginginkan sesuatu yang kita tidak pantas mendapatkannya.