Halaman

Ayam Jago dan Burung Elang

Dua ekor ayam jago saling berhadapan di tengah lapang di halaman. Mata mereka terkunci pada musuhnya. Masing-masing bersiap untuk menerjang lawannya lebih dulu. Setelah lama terdiam, tanpa aba-aba mereka melompat hampir berbarengan. Kaki lebih dulu di depan, sayap mereka berkepak, taji di kaki mereka terhunus. Debu-debu beterbangan seperti angin ribut kecil di halaman.
Mereka berkelahi dengan gagah berani. Saling pukul, saling tendang, saling patuk. Jengger di kepala mereka yang tadinya berdiri tegak, lambat laun terkulai lemas. Bulu-bulu mereka kusut penuh debu. Keduanya sudah kelelahan, tapi yang satu tampak lebih kepayahan. Ia berjalan limbung, pandangannya berkunang kunang, lantas ia kabur, meninggalkan arena. Malu karena kekalahannya, ia menyembunyikan diri di pojok halaman yang sunyi.
Si pemenang mengibaskan seluruh bulu di tubuhnya, dari kepala hingga ke ekor. Debu yang menempel di buluya berhamburan. Bulunya merah kehitaman muncul mengkilat, berkilauan terkena sinar matahari. Setelah membersihkan diri, ia lalu melompat, terbang dan bertengger di tembok pagar yang paling tinggi. Seluruh penghuni pertanian harus tahu bahwa akulah si pemenang, pikirnya.  
Menarik nafas panjang, ia membusungkan dadanya dan berkokok keras sekali.
"Kukuruyuk! Sekarang akulah penguasa di pertanian ini!" teriaknya.
Tak disangka, seekor elang melayang turun dari langit, menangkap si ayam jago dengan cakarnya yang tajam dan kuat, lalu terbang tinggi lagi ke angkasa. Elang itu telah lama terbang mengitari pertanian, mengintai pertarungan dua jagoan itu  
Ayam jago yang kalah, keluar dari tempat persembunyiannya dan sejak saat itu menjadi pemimpin para ayam di pertanian itu.
 
Terjemah bebas dari : The Fighting Cock and the Eagle, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : saat sedang berjaya janganlah sombong.