Halaman

Serigala dan Singa

Suatu sore serigala mengendap-endap di bawah pagar kandang Pak Gembala. Ia melongok ke kanan ke kiri, sepertinya ia takut ketahuan. Melihat kelakuannya yang mencurigakan, sudah jelas ia akan berbuat jahat. Setelah berhasil melewati pagar, ia menyelinap ke balik kandang domba. Perlahan-lahan ia membuka pintu kandang lalu secepat kilat membawa kabur seekor anak domba.
Ia secepat mungkin keluar kandang, melompati pagar kayu, dan lari terburu-buru ke dalam hutan. Anak domba terkulai lemas terjepit oleh rahangnya yang kuat. "Sebentar lagi aku akan menikmati makan malam yang lezat!" pikir serigala. Tak jauh di depan sana, sarangnya yang nyaman sudah menunggu.
Tikungan terakhir sebelum sampai di rumahnya sudah dekat. Pikiran serigala tak bisa lepas dari lezatnya daging anak domba. Lezat, nikmat, empuk, dan gurih. Air liurnya tak terasa jatuh menetes-netes.
Serigala berbelok di tikungan terakhir, ...dan muncul di balik tikungan adalah seekor singa, si raja hutan yang gagah perkasa. Moncong serigala mencium hidung singa yang besar. Udara panas keluar dari dua cuping hidung si raja hutan, menghembus ke wajah serigala. Matanya yang bulat menatap serigala dengan pandangan mengerikan. Serigala melompat mundur saking kagetnya, tapi ia sudah tak mungkin lari.

"Grrrrrrrr!" singa menggeram, "apa yang kau bawa itu serigala?" Singa tidak mungkin terlalu bodoh atau rabun. Ia sudah tahu bahwa serigala membawa seekor anak domba.
"Akhu membhawaa anakhh dhomva, thuann singhaa," serigala menjawab tapi ia tak mau melepaskan gigitannya pada anak domba.
"Kamu mau main-main denganku!!!" teriak singa murka. Serigala takut bukan kepalang, ia terpaksa meletakkan anak domba di tanah, lalu menjawab, "Tidak tuan! Aku membawa anak domba."
"Bagus!" geram singa. Singa menaruh cakarnya yang besar dan lebar di atas tubuh anak domba. "Sekarang pergi!" perintah singa kepada serigala. Serigala tak mampu melawan, ia melangkah gontai menuju sarangnya. Setibanya di sarangnya yang aman, serigala masih menyimpan kesal. Ia melongok keluar sarang lalu berteriak keras-keras.
"Kamu sudah mengambil milikku dengan curang! Kamu tidak punya hak melakukannya! Dasar kamu tukang rampok!" serigala melampiaskan kekesalannya.
Singa menoleh sambil tertawa membahana. "Jadi anak domba ini milikmu ya! Apa Pak Gembala yang menghadiahkannya untukmu tadi sore?" tanyanya dengan sinis.
Serigala hanya bisa terdiam. Mana ada yang mau menghadiahinya daging anak domba yang lezat, nikmat, empuk dan gurih? Ia menyesali nasibnya, seorang pencuri yang kena rampok.

Terjemah bebas dari The Wolf and the Lion, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini : mencuri dan merampok sama saja. Perbuatan jahat pasti akan mendapat hukuman yang setimpal.