Halaman

Pohon Delima, Pohon Apel, dan Belukar


Di sebuah kebun hidup berdampingan pohon delima dan pohon apel. Mereka hidup tidak rukun. Selalu saja mereka bertengkar tentang sesuatu. Mereka senang sekali menyombongkan diri mereka sendiri.
"Lihatlah diriku yang tinggi dan rimbun!" seru pohon delima. Tak mau kalah pohon apel membalas, "Tak serindang dan sehijau daun-daunku!"
Ketika pohon delima berbunga, ia berkata, "Alangkah indahnya diriku ini, dihiasi oleh bunga-bunga mekar indah rupawan!"
Ketika giliran bunga pohon apel mekar, ia berseru, "Amboi betapa senang semua orang melihat diriku bertaburan bunga-bunga yang sedang mekar!" 
Jika musim buah delima tiba, ia selalu berkata, "Oh, alangkah ranumnya buah delima. Semua orang menyukai buahku yang segar dan manis. Aku pohon kebanggaan Pak Tani."
Jika musim buah apel tiba, giliran pohon apel yang berseru, "Oh, lihatlah buah apel yang besar menggoda. Buahku lebih manis berair, membuat Pak Tani tak sabar ingin memetiknya!"
Dan begitulah mereka. Setiap musim mereka membanggakan diri mereka sendiri. Suatu ketika mereka bertengkar hebat sekali.
"Aku lebih tinggi!" kata pohon delima.
"Ya, tapi buahmu masam!" jawab pohon apel. "Lihat daun-daunku lebih rimbun!"
"Ya, tapi bungamu putih pucat!" seru pohon delima.
Kali ini ada yang sudah tidak tahan lagi mendengarnya. Sejumput belukar yang tumbuh di tepi kebun sudah bosan mendengar pertengkaran mereka. Ia tanaman yang tumbuh pendek, tak berbuah, dan tidak rindang. Semakin kesal dirinya mendengar kesombongan mereka berdua.
Ia lalu berteriak, "Hai kalian berdua! Hentikan pertengkaran kalian! Jika kalian tidak bisa saling menghargai satu sama lain, bisakah kalian menghargai diriku ini?"
Pohon delima dan pohon apel saling memandang. Lalu mereka menatap belukar yang bertubuh pendek, tidak pernah berbuah, dan berdaun jarang. Mereka saling memandang lagi, lalu diam tertunduk malu.

Terjemah bebas dari The Pomegranate, the Apple-Tree, and Bramble, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini : tidak hanya yang bertengkar yang saling menyakiti, bisa jadi tanpa disadari lebih banyak orang lain yang disakiti.