Halaman

Dongeng : Prakata Untuk Pembaca

Suatu saat di akhir tahun 2012, saya meminjam buku berbahasa Inggris yang di dalamnya ada cerita-cerita pendek untuk anak. Ketika anak-anak saya, Zarkasya (7 tahun) dan Faizan (5 tahun), hendak tidur, saya iseng-iseng menawarkan kepada mereka sesuatu, "Mau Papah ceritakan dongeng tidak?" Mereka mengangguk antusias. Lalu sambil berbaring, mereka mendengarkan saya bercerita. Karena anak-anak saya belum mengerti bahasa Inggris, tentu saja saya harus mengalihbahasakan cerita berbahasa Inggris itu ke bahasa yang mereka mengerti. Saya terpaksa mendongeng dengan berpikir keras (maklum saya juga tidak begitu pandai berbahasa Inggris). Saya harus memilih kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami oleh mereka. Tak saya sangka sebelumnya, akhirnya setiap kali hendak tidur mereka selalu meminta saya mendongeng.  

Hampir setiap malam saya mendongeng, tak terasa begitu banyak dongeng yang saya ceritakan. Satu hari satu dongeng, satu bulan tigapuluh dongeng, tiga bulan seratus duapuluh dongeng. Tak terasa saya sudah kehabisan dongeng. Tak terasa pula bahwa saya merasa lebih dekat dengan anak-anak saya dari sebelumnya, dan saya betul-betul merasa anak-anak menantikan kehadiran saya.

Sengaja atau tidak, anak-anak saya kadang menonton tayangan-tayangan di televisi yang penuh intrik, konflik, korupsi, kolusi, kekerasan, tersangka, korban, kebohongan, perceraian, gosip artis, sensasi, buka aurat, dan segala macam contoh moral yang buruk. Ketika kedua orangtuanya tak bisa mendampingi, semua hal tadi tersaji mentah-mentah tanpa bimbingan pesan moral yang memadai. Mereka menyaksikan dunia yang buruk! Ketika anak-anak saya mengalami hari yang buruk, kenapa saya tidak coba memperbaiki dunia (yang buruk) itu dengan sesuatu yang saya bisa lakukan dengan sederhana? Yang saya lakukan adalah menyempatkan diri untuk memperbaiki hari mereka sebelum mereka tidur dan memulai hari berikutnya. Yang saya lakukan adalah menceritakan dongeng-dongeng menghibur yang sederhana untuk menanamkan pesan moral yang baik. Semoga hari esok yang mereka jalani menjadi lebih baik.

Saya lalu terpikir untuk membuat blog kumpulan dongeng-dongeng anak. Walaupun sederhana, mudah-mudahan bisa membuat dunia kita semua menjadi lebih baik. Dunia saya, dunia anak-anak saya, dunia para pembaca semua, mudah-mudahan menjadi dunia yang lebih baik dan berbudi pekerti luhur.

*****

Saya bukan penulis dongeng, oleh karena itu karya-karya yang ada dalam blog ini adalah karya para penulis dongeng terkenal dari literatur berbahasa inggris yang saya alih bahasakan ke bahasa Indonesia dengan tutur kata dan gaya penulisan sendiri. Oleh karena itu saya mencantumkan istilah "terjemah bebas" di akhir setiap artikel dalam blog ini untuk menunjukkan bahwa karya tersebut merupakan hasil terjemahan dari literatur asalnya tetapi didongengkan ulang dengan improvisasi, dan bumbu-bumbu cerita yang saya tambahkan sendiri.

Dongeng yang saya kisahkan dalam blog ini kebanyakan berupa fabel (cerita fiksi tentang binatang atau benda yang bertingkah-laku menyerupai manusia), misalkan cerita tentang binatang seperti Kambing dan Rubah, atau benda lain seperti Pohon dan Belukar. Tentunya ini menjadi pertanyaan bagi si anak, misalkan : mungkinkah seekor kambing berbicara seperti dalam cerita? Apakah pohon bisa bercakap-cakap seperti dalam dongeng? Ini pun sebenarnya bukan hanya pertanyaan dari pikiran polos seorang anak, orang dewasa pun bertanya hal serupa tapi dengan bahasa yang lebih canggih, "Mungkinkah binatang dan tanaman berkomunikasi?"

Dengan latar belakang pendidikan saya sebagai muslim, maka saya mendapat jawaban dari kitab suci sebagai berikut:  
"Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun." (Al-Qur'an, surat Al-Isra', ayat 44).
Tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tapi kita tidak mengerti. Oleh karena itulah blog ini saya namakan "fasabbih", yang berarti "maka bertasbihlah". Untuk memahami sesuatu dengan sederhana, maka blog ini dibuat.

Di dalam blog ini banyak dongeng berisi pesan moral, pesan pendidikan yang diceritakan dengan ringan melalui cerita-cerita binatang, tanaman, atau benda yang berperilaku seperti manusia. Mendengar dongeng perilaku binatang dengan semua tingkah polahnya, saya kadang tersenyum geli, tertawa, atau kadang merenung. Tingkah lucu, pintar, cerdik, bijaksana, baik hati, rendah hati, dan semua kelakuan baik para binatang dalam dongeng, membuat saya tersenyum. Saya menertawakan perilaku binatang-binatang dalam cerita yang kadang lugu, konyol, bodoh, serakah, dengki, pemarah, sombong, egois, dan semua perilaku buruk lainnya. Yah, tanpa sadar saya menertawakan diri sendiri.

*****

Saya ingin menghadirkan blog ini sebagai wahana pendidikan yang ringan tanpa maksud menggurui, terutama untuk anak-anak saya. Oleh karena itu sangat penting menurut saya agar dongeng-dongeng yang saya kisahkan ulang dalam blog ini saya saring atau modifikasi seperlunya terlebih dahulu, dengan tujuan agar :
1. Dongeng harus memiliki pesan moral yang baik,
2. Dongeng diceritakan dengan sederhana, sehingga bisa dipahami maksudnya bahkan oleh anak-anak, 
3. Dongeng yang dikisahkan memiliki sebuah alur sebab-akibat yang masuk akal,
4. Oleh karena itu dongeng yang dipilih tidak menceritakan tentang hal-hal ajaib, magis, sihir, kutukan, benda-benda keramat dan sejenisnya,
5. Dongeng sesedikit mungkin menceritakan tentang kekerasan, ataupun jika ada maka sedapat mungkin kata-katanya diperhalus.

*****

Terakhir saya sampaikan hal-hal tentang mendongeng yang saya peroleh dari www.ayahbunda.co.id.
5 Tips mendongeng : 
  1. Ambil cerita yang Anda sukai karena anak menangkap antusiasme Anda, dan dia belajar menyukai cerita itu. Cerita bisa Anda peroleh dari buku anak dan cerita legenda atau cerita rakyat. (tambahan dari penulis : pilih dongeng atau bumbui dongeng yang anda ceritakan sesuai dengan nilai-nilai yang anda anut).
  2. Sering kontak mata meski Anda membacakan buku, agar anak tetap fokus pada Anda dan dongeng.
  3. Kurangi gangguan, cari tempat tenang:
    • Matikan TV, komputer, CD player dan jangan sambil mengerjakan hal-hal lain.
    • Waktu dan tempat yang tenang membantu anak memahami isi cerita.
    • Menjelang tidur malam adalah saat tepat untuk mendongeng, karena fisik dan pikiran anak dalam keadaan tenang.
  4. Bicara wajar, tak perlu banyak tingkah atau gaya agar anak tetap fokus pada cerita, bukan pada gerakan Anda.
    • Gerak tubuh dan ekspresi wajah, suara yang diubah-ubah tidak perlu sempurna karena elemen terpenting dalam cerita yang bagus adalah diri ANDA.
    (tambahan dari penulis : bumbui cerita sesuai dengan selera, katakan dongeng dengan kata-kata anda sendiri) 
  5. Tingkatkan partisipasi anak, dengan menjadikannya bagian dalam cerita Anda.
    • Anak lebih banyak belajar dan lebih baik mengingat cerita.
    • Dorong anak untuk mengekspresikan dengan bahasa tubuh dan wajah. Ini membuat anak menikmati setiap kalimat, deskripsi dan karakter dalam cerita.  
    (tambahan dari penulis : tanyakan hal-hal kecil kepada anak, misalkan bagaimana sih suara ayam berkokok?)
12 Manfaat Dongeng :
  1. Meningkatkan keterampilan bicara anak, karena bayi atau balita akan kenal banyak kosa kata.
  2. Mengembangkan kemampuan berbahasa anak, dengan mendengarkan struktur kalimat.
  3. Meningkatkan minat baca.
  4. Mengembangkan keterampilan berpikir.
  5. Meningkatkan keterampilan problem solving.
  6. Merangsang imajinasi dan kreativitas.
  7. Mengembangkan emosi.
  8. Memperkenalkan nilai-nilai moral.
  9. Memperkenalkan ide-ide baru.
  10. Mengalami budaya lain.
  11. Relaksasi.
  12. Mempererat ikatan emosi dengan orang tua.
*****

Nah, selamat mendongeng! Satu langkah kecil untuk pendidikan seumur hidup anak-anak kita.

Bandung, Ramadhan 1434 Hijriah
Raqim * Riki Kurniawan