Halaman

Rubah dan Topeng

Seekor rubah sudah seharian ini mencari makanan untuk makan paginya. Hari sudah siang tapi belum ada satu pun yang ia peroleh. Di hutan tidak ada kelinci yang ia temukan hari ini, juga tidak tikus kecil. Ayam-ayam tersembunyi di kandang Pak Tani tidak bisa diambilnya.
Setelah berkeliling lama di pinggir ladang, ia kemudian memutuskan untuk mencari ke dalam desa. Ini perbuatan yang berbahaya karena jika orang di desa tahu ia tentu akan dikejar-kejar sampai tertangkap. Tapi ini harus dilakukannya, perutnya sudah menjerit-jerit minta diisi. Lebih baik mencoba daripada mati kelaparan, begitu pikirnya.
Menengok ke kanan ke kiri, ia mengamati jalan masuk ke desa. Siang hari biasanya kebanyakan penduduk desa masih berada di ladang, sehingga keadaan terlihat sepi. Segera ia berlari cepat tanpa suara, menyelinap di antara semak-semak di pinggir jalan lalu menyelinap ke rumah yang paling dekat.
Rumah itu kecil. Ia mengelilinginya sekali, dan ...aha! Daun jendela terbuka di hadapannya. Tingginya cukup rendah untuk ia lompati. Dengan mengambil ancang-ancang, sekali lompat ia bisa bertengger di tepi jendela. Tidak ada penghuni di dalamnya. Kesempatan untuk mencari sesuatu untuk dimakan, begitu pikirnya.
Segera ia mengendus-endus menciumi semua barang di rumah itu. Pasti ada yang bisa dimakan! Ia naik ke atas meja dan kursi, mengitari tempat tidur, membuka semua lemari tapi tanpa hasil. Terakhir ia menyibakkan tirai yang menutupi sebuah meja di pojok ruangan.  
Dan ia kaget bukan kepalang! Sepasang mata menatapnya dari balik tirai. Kepala manusia muncul di atas meja. Ia melompat mundur dan meringkuk ketakutan. Ia memejamkan matanya, sudah pasrah akan tertangkap. Rubah menunggu hal yang terburuk, tapi tak ada yang terjadi. Ia picingkan matanya melihat ke arah meja, dan mata itu masih menatapnya. Aneh! Rubah memberanikan diri membuka matanya dan mengamati kepala di atas meja yang diam saja tidak bergerak. Lambat laun ia menyadari, dan dengan lega ia tersenyum. Ternyata itu hanya sebuah topeng kepala manusia. Topeng yang benar-benar indah, sangat mirip dengan wajah manusia.
Rubah melompat ke atas meja, kakinya menepuk kepala itu dengan sikap kurang ajar dan ia tersenyum, "Benar-benar kepala yang indah, wajah yang tampan! Tapi sayang tidak ada gunanya. Kamu tidak punya otak!"
Rubah melompat ke luar jendela, lebih lapar seperti sebelumnya, mencari makan di tempat lain.
  
Terjemah bebas dari : The Fox and the Mask, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : wajah yang tampan saja tidak cukup. Orang lebih dihargai jika memiliki otak yang pintar.