Halaman

Gagak dan Rubah

Hari sudah menjelang sore. Matahari sudah jauh di ufuk barat. Seekor burung gagak diam termenung di sebuah pohon. Sudah lama ia bertengger di dahan yang tinggi. Ia duduk mengangguk-angguk, perutnya keroncongan. Burung gagak itu ternyata sedang kelaparan, benar-benar lapar.
Ia hanya diam saja, mengamati buah-buahan yang bergantungan di pohon. Pohon itu sedang berbuah lebat, tapi semuanya masih mentah. Belum musimnya buahnya matang, mungkin masih satu bulan lagi. Ia hanya menatapnya dan menelan air liur.
Seekor rubah beristirahat di bawah pohon itu. Sedari tadi diamatinya tingkah si burung gagak.
"Aneh?" pikir si rubah. "Apa sih yang sedang ia lakukan, duduk termenung seperti itu?"
Setelah berpikir lama, ia akhirnya menyadari maksud si burung gagak. Rubah lalu berseru,"Tuan Gagak! Tuan benar-benar sudah menipu diri sendiri. Kamu membuat harapan yang begitu besar hingga harapan itu membuatmu terlena, padahal sebenarnya kamu tahu bahwa kamu tidak akan mendapat yang kamu harapkan."
Gagak itu menatapnya. Ia tahu rubah itu benar, ia akan segera mati kelaparan menunggu buahnya matang.

Terjemah bebas dari : The Jackdaw and The Fox, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : memiliki harapan itu baik, tapi berharap terlalu muluk sama saja dengan bermimpi yang tidak menghasilkan apa-apa, kecuali kekecewaan.