Halaman

Pak Tani dan Anak-Anaknya

Tiga kakak beradik itu bertengkar dengan sengit tentang perintah yang sudah ditugaskan ayah mereka. Yang paling tua berdiri depan pintu lumbung, mengayun-ayunkan tangannya dengan marah. Yang paling muda, menghadapinya, mengepalkan tangannya. Anak yang lain bersandar dekat sumur, tangannya di dalam saku, wajahnya tampak murung.
Pak Tani melihat anak-anaknya bertengkar dan kemudian keluar dari rumahnya membawa tiga buah batang kayu yang terikat kuat.
"Anak-anak!" ia memanggil mereka, "berhentilah bertengkar barang sebentar, saya minta kalian mematahkan seikat batang kayu ini."
Tiga anaknya masing-masing lalu mencoba mematahkan seikat kayu tadi, setiap orang mencoba mematahkannya dengan membengkokkan di atas lutut mereka. Tetapi kayunya tetap kukuh.
Kemudian Pak Tani itu melepaskan ikatan yang mengikat batang-batang kayu itu, dan menyerahkan satu batang kepada masing masing anaknya. Kemudian ia berkata, "Sekarang cobalah!"
Tentu saja batang kayu itu dengan mudah mereka patahkan.
"Kalian lihat, anak-anakku!" kata Pak Tani itu, "jika kalian seperti batang kayu yang terpisah-pisah itu, semua orang bisa mematahkanmu dengan mudah. Tetapi jika kalian bersama-sama, kalian akan lebih mampu menghindari semua hal buruk, dan tanah ini akan menjadi makmur."



Terjemah bebas dari : The Farmer and His Sons, Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.