Halaman

Matahari dan Angin

Jauh di atas hutan, tersembunyi di balik awan tebal, matahari dan angin sedang berdebat tentang siapa di antara mereka yang lebih kuat.
"Tentu saja aku!" kata matahari. "Sinarku begitu kuat. Aku bisa membakar bumi menjadi arang."
"Ya. Tapi aku bisa meniup hingga gunung-gunung jungkir balik, rumah-rumah hancur menjadi serpihan kayu, dan pohon-pohon besar di hutan tercabut sampai ke akarnya."
"Tapi aku," kata matahari, "dapat membakar hutan dengan panas sinarku!"
"Dan aku," kata angin, "dapat memutar bumi dengan tiupanku yang kencang!"
Semakin lama mereka semakin banyak membual tentang kehebatan masing masing. Tiba-tiba seorang petani tampak berjalan keluar hutan, menuju padang rumput. Dia mengenakan mantel tebal dan topinya terikat erat di kepalanya.

"Aku tahu apa yang harus kita lakukan," kata matahari. "Siapa dari kita yang bisa melepaskan mantel petani itu adalah yang lebih kuat!"
 "Baiklah!" jawab angin. Ia lalu menggembungkan kedua pipinya dan meniup dengan kencang.
Dia meniup dengan kencang, dan semakin kencang. Pohon-pohon di hutan bergoyang. Pohon-pohon besar bahkan harus rebah mengikuti arah angin yang bertiup tanpa ampun. Ombak di lautan bergulung-gulung, Semua binatang di hutan lari bersembunyi dari angin ribut itu.
Petani itu mengencangkan mantelnya dan tetap berjalan.


Kehabisan nafas, angin lalu menghentikan tiupannya dengan kecewa. Kemudian matahari muncul dari balik awan. Dia menatap bumi yang babak belur ditimpa angin ribut, lalu ia memancarkan sinarnya sambil tersenyum kepada pepohonan di bawahnya. Keadaan sangat tenang, binatang-binatang keluar dari tempat persembunyian mereka. Kura-kura merangkak naik ke atas batu hangat untuk berjemur, dan domba-domba pergi ke padang memakan rerumputan.
Petani itu menatap ke atas, melihat wajah matahari yang sedang tersenyum. Dengan lega ia lalu melepaskan mantelnya dan melanjutkan perjalanannya.
"Kau lihat!" kata matahari kepada angin. "Kadang yang harus dilakukan adalah kelemah lembutan." 

Terjemah bebas dari : The Sun and The Wind , Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : berbuat lemah lembut bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada berbuat kasar.