Seekor keledai bekerja pada seorang tukang obat. Setiap hari ia berkeliling, naik turun bukit, keluar masuk hutan mengikuti majikannya itu mencari tanaman obat. Keledai itu bekerja keras tapi hanya sedikit makanan yang diperolehnya. Ia lalu berdoa minta diberikan majikan yang baru.
Akhirnya tukang obat itu menjualnya pada seorang tukang pembuat gerabah. Dengan majikannya yang baru, ia harus bekerja seharian penuh mengangkut tanah di tambang tanah liat. Ia harus bekerja lebih keras dari sebelumnya sehingga ia berdoa lagi meminta majikan yang baru.
Doanya dikabulkan, dan tukang gerabah menjualnya kepada tukang penyamak kulit. Tak butuh waktu lama, keledai itu menyadari ia memperoleh majikan yang lebih buruk daripada sebelumnya.
"Oh, alangkah lebih baiknya jika aku kelaparan saja, atau bekerja lebih keras dengan majikanku yang lama, daripada dibeli oleh majikanku sekarang." keluhnya. "Bahkan sekarang jika aku mati, ia akan menyamak kulitku dan masih membuatku berguna untuknya."
Terjemah bebas dari : The Ass and His Masters , www.aesopfables.com
Pesan dari cerita ini adalah : cobalah bersyukur. Seorang yang selalu mengeluh dengan keadaannya sekarang, kecil kemungkinan akan menemukan kebahagiaannya di tempat yang lain.