Halaman

Kutu dan Lembu

Seekor kutu hinggap di tubuh lembu. Seharian ia bertengger di kepala lembu. Di pagi buta ia ikut bangun ketika lembu bangun pagi. Ia pun menumpang ketika lembu pergi ke ladang. Ia ikut membajak ladang bersama lembu, dari pagi hingga siang hari. Ia ikut beristirahat di hidung lembu, bergoyang berayun-ayun ketika lembu mengunyah rumput hijau makanan siangnya. Ia turut lembu ke sungai, bolak-balik mengangkut tong penuh berisi air. Pada sore hari barulah mereka pulang ke kandang.


Kutu bertanya kepada lembu, "Lembu, kenapa kamu mau saja bekerja keras untuk Pak Tani? Lihatlah badanmu besar dan kuat! Mau-maunya kamu menjadi budak manusia seperti Pak Tani!" Lembu diam saja mendengar pertanyaan kutu.
"Lihatlah diriku ini! Walaupun aku kecil tapi aku bisa membuat mereka menderita. Aku menghisap darah mereka tanpa ampun. Aku membuat mereka menggaruk-garuk tak tahan gatal!" kutu membanggakan perbuatannya.
Lembu kemudian menjawab dengan ramah, "Yah, kutu! Pak Tani memperlakukanku dengan baik. Aku bukan makhluk yang tidak tahu terimakasih. Walaupun aku bekerja keras setiap hari, aku dirawat dan diberi makan dengan cukup. Pak Tani pun menyayangiku. Setiap hari ia mengusap-usap kulitku, dan tangannya menepuk-nepuk kepala dan pundakku penuh kasih sayang."
Kutu malah bergidik ngeri mendengarnya. Ia berseru dengan keras, "Mati aku!"
"Ada apa denganmu, kutu?" tanya lembu keheranan.
"Tepukan sayang tangan Pak Tani untukmu!" seru si kutu, "bayangkan jika sekali saja tepukan sayang itu mendarat di tubuhku, maka tubuhku akan gepeng!"
Lembu tertawa terbahak-bahak mendengarnya, dan kutu pun ikut tertawa bersamanya.

Terjemah bebas dari The Flea and the Ox, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini : menanggapi suatu kejadian atau hal yang sama, orang bisa memiliki pandangan berbeda-beda.
Pesan lain dari cerita ini : berbuat baik mendapat ganjaran, berbuat buruk mendapat hukuman.