Halaman

Singa Jatuh Cinta

Jaman dahulu kala ada seekor singa yang jatuh cinta pada seorang gadis. Gadis itu tinggal di hutan bersama orang tuanya seorang penebang kayu. Saking cintanya, pada suatu hari singa datang ke gubuk penebang kayu dan mengetuk pintu. Penebang kayu membuka pintu dan dengan terkejut mendapati seekor singa berdiri di depan pintu.
"Penebang kayu!" sapa singa dengan suaranya yang menggeram. Saking terkejutnya penebang kayu hanya bisa terdiam di ambang pintu. Singa tanpa basa basi tidak menunggu balasan penebang kayu.
"Aku mau mengambil anakmu sebagai istriku! Bagaimana menurut pendapatmu?" singa meminta tapi dengan nada memaksa.
Penebang kayu semakin terkejut, tapi lalu ia bisa menenangkan dirinya sejenak. Ia tidak mau anak gadisnya menjadi istri singa, tapi ia takut membangkitkan amarah singa yang terkenal buas. Berpikir lama ia lalu menelan ludah dan menjawab,"Tuanku singa, sang raja hutan. Aku merasa tersanjung dengan permintaanmu. Tapi anak gadisku sangat lemah dan kulitnya sangat lembut, aku merasa khawatir jika kasih sayang tuanku sekarang ini bisa melukainya. Bagaimana jika tuanku memotong dahulu kuku-kuku tuan dan mencopot gigi-gigi tuan yang begitu tajam, baru nanti kita bicarakan tentang lamaran tuan lagi."
Singa yang sudah begitu kasmaran segera menyetujui permintaan penebang kayu. Ia memotong cakarnya dan mencabut semua gigi. Segera ia mendatangi lagi rumah penebang kayu dan mengetuk pintu.
Pintu terbuka, di baliknya berdiri penebang kayu dan anak gadisnya. Singa berdiri dengan telapak kakinya menampakkan kuku terpotong rapi, dan ia segera hendak berbicara. Tetapi si penebang kayu dan anak gadisnya lebih dahulu tertawa terbahak bahak sambil memegangi perut mereka. Mereka tertawa melihat singa yang ompong, tidak ada satupun gigi di mulutnya.
"Hahaha!Hohoho!" mereka berdua tidak henti-hentinya tertawa. Setelah agak reda rasa gelinya, penebang kayu berkata pada singa, "Anak gadisku tidak akan pernah menjadi istrimu. Lakukan saja apa yang kau mau pada kami sekarang!"
Tak ada seorang pun yang takut pada singa yang ompong dan berkuku tumpul.   

Terjemah bebas dari : The Lion in Love, www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : orang ditakuti hanya karena kekuasaannya. Jika kekuasaannya hilang ia tidak akan ditakuti. Dan ingatlah, jauh lebih baik dihormati daripada ditakuti.
Pesan lainnya adalah : rasa kasih sayang bisa melembutkan orang yang berperangai kasar.