"Aduh, Aduh!" seorang gadis cantik pemerah susu menangis tersedu-sedu di samping ember susu yang tumpah. Sapi besar di sebelahnya asyik memamah rumput. Ekornya bergoyang-goyang, dia memandang acuh tak acuh pada sebuah ember susu yang baru saja ia tendang terbalik.
Sambil menutup mukanya yang berlinang air mata, gadis itu berkata mengiba, "Saya tadinya akan membeli telur dengan uang hasil menjual susu, kemudian saya akan menetaskan ayam dari telur itu dan menjual ayam itu di pasar dan membeli sebuah gaun sutra yang indah, sehingga semua orang ingin menari bersama saya. Tapi sekarang...sekarang...!" dan dia menangisi lagi kemalangannya. Kelihatannya ia tidak sanggup menanggungnya.
"Nah, Nah!" kata seorang petani yang bijak, menepuk-nepuk kepala gadis itu. "Kamu akan mendapatkan lebih banyak susu untuk membeli lebih banyak telur untuk kamu tetaskan menjadi lebih banyak ayam untuk membeli lebih banyak gaun sutra! Tapi kamu harus ingat, sungguh gadis bodoh yang menangisi susu yang telah tumpah dan sudah menghitung jumlah ayamnya - bahkan sebelum telurnya menetas!"
Terjemah bebas dari : Spilt Milk, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : jangan menangisi kemalangan berlebihan, jangan banyak berangan-angan, terima saja dulu apa adanya.