Halaman

Semut dan Kepompong

Seekor semut sedang bergegas kesana kemari mencari makanan di bawah terik sinar matahari. Ia menemukan sebuah kepompong, benda bulat yang tergantung di dahan pohon. Kepompong itu menggoyang-goyangkan ekornya, sehingga akhirnya semut itu lantas tahu, kepompong itu seekor makhluk hidup.


"Kasihan sekali kamu. Binatang yang menyedihkan!" kata semut itu mencela. "Nasibmu buruk sekali! Aku bisa berlari kesana kemari, bahkan memanjat naik ke puncak pohon tertinggi. Sedangkan kamu terkurung di dalam bungkus itu dan hanya bisa menggoyangkan ekormu saja!"
Kepompong itu mendengar semua perkataan semut, tapi ia diam saja.
Beberapa hari kemudian, semut itu kembali ke tempat kepompong itu berada. Tapi kepompong itu sekarang hanyalah sebuah bungkus yang kosong. Ia penasaran, apa yang terjadi dengan kepompong itu? Tiba-tiba sepasang sayap kupu-kupu yang indah muncul di hadapannya, begitu indahnya sehingga semut itu merasa malu pada penampilannya sendiri.
"Lihatlah diriku sekarang," kata si kupu-kupu. "Aku yang dulu patut kau kasihani. Sekarang sombongkanlah dirimu yang punya kemampuan naik ke puncak yang tinggi."
Kupu-kupu itu lalu terbang lebih tinggi dari puncak pohon, meluncur di udara musim panas hangat, dan menghilang dari pandangan semut itu selamanya.    

Terjemah bebas dari : The Ant and the Chrysalis , www.aesopfables.com

Pesan dari cerita ini adalah : penampilan seringkali menipu. Hargai orang lain bukan dari penampilannya.