Halaman

Kodok dan Bocah

Seperti hujan peluru, batu-batu tajam beterbangan menimpa kodok-kodok kecil yang sedang duduk berjemur di atas bunga teratai di permukaan kolam. Mereka segera berlompatan terjun menyelam ke dalam kolam dan menggali lubang di lumpur agar terhindar dari lemparan batu. Tetapi para bocah laki-laki, senang dengan kenakalan mereka, tetap melempar batu, satu demi satu, terbang mendesing di udara.
"Berhenti! Berhenti!" seekor kodok memohon dengan sangat ketika ia pun harus melompat tinggi di atas teratai untuk menghindari batu batu terbang itu. "Berhenti! Kalian menyakiti kami! Tidakkah kalian menyadarinya?"
Tetapi bocah-bocah itu hanya tertawa dan tetap melakukan kesenangan mereka.
Pak Tani, yang kebetulan lewat, melihat apa yang sedang terjadi. Ia kemudian mengumpulkan segenggam batu dan mulai menghujani bocah-bocah laki-laki itu dengan lemparan batu yang jitu. Ketika batu-batu itu mengenai kaki mereka, mereka  berteriak kesakitan dan memohon Pak Tani untuk berhenti.
"Kenapa saya harus berhenti?" jawabnya. "Apakah kalian berhenti melempari kodok-kodok itu?"
Kemudian ia berhenti sejenak dan menasihati dengan bijak, "Kalian lihat! Apa yang menyenangkan untuk seseorang bisa menjadi penderitaan untuk yang lain!"   

Terjemah bebas dari : The Frog and the Boys, Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : Pak Tani memang bijaksana, apa yang menyenangkan untuk seseorang bisa saja membuat orang lain menderita. Pikirkan baik-baik akibat dari perbuatan kita kepada yang lain.