Halaman

Kekecewaan Serigala

Udara dipenuhi oleh aroma musim gugur, dan asap naik membumbung ke udara dari dalam cerobong asap di sebuah rumah besar yang berdiri gagah di antara pohon-pohon pinus. Saat itu benar-benar waktu yang tepat untuk makan malam.
Dan itulah hal yang paling di nanti dalam pikiran seekor serigala lapar yang berbaring meringkuk di bawah jendela rumah itu. Sangat dekat sehingga ia bisa mendengar semua suara yang ada di dalamnya.

"Aku sudah menunggu seharian," gumamnya kepada seekor bajing yang berlarian di atas dahan di atasnya. "Menunggu, dan menunggu di sini seharian! Kalau saja aku tahu bakal dibeginikan, lebih baik aku mengejar biri-biri di ladang gembala Pak Tani. Tetapi sekarang sudah terlambat, biri-biri itu pasti sekarang sudah aman di kandangnya dan aku harus pergi tidur dengan perut kosong."
 "Lantas, kenapa kamu berdiam diri saja di sini seharian?" tanya si bajing tanpa rasa kasihan. "Kamu harusnya bertanya. Aku bisa saja memberitahumu bahwa di sini tidak ada biri-biri."
 "Bukan biri-biri," kata si serigala dengan nada mencemooh. "Tapi bayi! Aku dengar ibunya bilang padanya, 'jika kamu tidak berhenti menangis, aku akan melemparkanmu ke serigala!' Mendengarnya saja membuat air liurku mengalir. Tetapi si bayi itu tetap saja menangis dan aku menunggu dan menunggu dan sekarang sudah hampir malam dan aku bahkan tidak melihat bayi! Padahal ibu itu benar-benar sudah berjanji padaku! Hal itu sungguh membuatku kesal!"
Bajing itu tertawa diam diam sampai membungkuk-bungkuk karena geli. Ekornya bergoyang-goyang seperti mencemooh.
"Kamu harus mengerti, tidak ada gunanya mendengar orang yang bicara satu hal tapi punya maksud yang lain," katanya dengan bijaksana.  

Terjemah bebas dari : The Dissappointed Wolf, Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : jangan mudah percaya berita yang kita terima.