Halaman

Tupai dan Raja Hutan


Sepanjang hari ini, seekor tupai abu-abu kecil melompat kesana kemari menggoyangkan kacang agar jatuh dari pohonnya. Di puncak pohon dia bersiap-siap, kemudian dia melompat ke udara. Tapi dia tidak bisa menjangkau dahan pohon lainnya. Dia jatuh berguling-guling ke tanah di bawahnya.
Di bawah pohon itu ternyata ada seekor singa yang sedang tidur siang di bawah bayang bayang. Dia telentang dengan nyaman dan tidur mendengkur. Tiba-tiba dia merasakan ada yang jatuh di atas kepalanya. Si raja hutan segera melompat dan cakarnya dengan cepat menjepit ekor tupai.
Tupai gemetar ketakutan.
"Oh Sang Raja Hutan!" Tupai itu menangis. "Jangan bunuh aku! Semua ini tidak disengaja."
"Baiklah kalau begitu," gumam singa. Ternyata dia memang tidak bermaksud menyakiti si Tupai.
"Aku akan melepaskanmu. Tetapi kamu harus memberitahu aku apa yang membuat kamu selalu bergembira. Aku adalah raja hutan ini, tetapi saya jarang sekali merasa gembira."
"Tuanku yang mulia," cicit si Tupai. Dia melompat ke dahan yang rendah. "Sesungguhnya aku punya hati nurani. Aku tidak membunuh binatang lain. Aku hanya mengumpulkan kacang untuk diriku dan keluargaku, dan tidak pernah menyakiti yang lain. Tetapi anda berkeliling hutan untuk memangsa dan menghancurkan. Anda membenci sedangkan aku menyayangi. Akibatnya anda merasa tidak bahagia dan saya gembira."
Dengan menggoyangkan ekornya yang indah ia menyelinap pergi di antara ranting pohon, meninggalkan sang Raja Hutan yang sedang merenung.

Terjemah bebas dari : The Squirrel and the Lion, Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : cukup jelas bukan? Menyakiti orang lain akan membuat hidup tidak bahagia. Berbuat baik akan membuat hidup bahagia.