Halaman

Rubah dan Burung Bangau

Angin bertiup sepoi-sepoi, daun-daun gemerisik, bunga-bunga bergoyang di tepi hutan. Hari itu benar benar indah.

Rubah dan burung Bangau duduk bersama di rumput yang hijau, mereka sedang makan malam. Tuan rumahnya adalah sang Rubah. Dia makan dengan sup dengan lahap yang disajikannya di sebuah mangkok. Bangau duduk dengan sopan menatap sang Rubah, diam memperhatikan. Kelihatannya dia tidak lapar. Sesekali dia mencelupkan paruhnya yang panjang ke dalam mangkok, tetapi dia cuma bisa menelan beberapa tetes sup.Rubah menghabiskan supnya dengan lahap, dia menjilat mangkuknya sampai bersih mengkilat. Dia berkata pada kawan makannya, "Makan malam yang lezat bukan!" Dia mendecak-decakkan lidahnya dengan nikmat. "Benar-benar nikmat! Sayangnya kamu tidak makan banyak!"

Sang Bangau diam saja. Dia kemudian mengundang Rubah untuk mengunjunginya makan malam besok.
Rubah tentu saja menerima dengan senang undangan itu. Esoknya ia datang lagi ke tempat itu atas undangan sang Bangau. Tapi ternyata dia sangat kecewa.
Di meja makan sang Bangau, potongan daging yang nikmat disajikan dalam kendi berleher panjang! Sang Bangau dengan paruhnya yang panjang dengan mudah mengambil makanan dari dasar kendi, sedangkan si Rubah hanya bisa menelan ludahnya setiap kali melihat sang Bangau menelan daging enak itu. Yang bisa dia dapatkan hanya beberapa kerat kecil daging yang menempel di mulut kendi.
Akhirnya dia merasa kesal dan pergi dengan menggerutu sedangkan sang Bangau mengepakkan sayapnya dengan senang.

terjemah bebas dari : The Fox and the Stork, Richards Topical Encyclopedia. 1951

Pesan dari cerita ini adalah : jika pernah berbuat tidak baik, bersiaplah dibalas dengan perlakuan yang sama.